Saudara-saudara,
hari ini kita bisa melihat ada begitu banyak ajaran-ajaran yang berlainan dan
beranekaragam dalam kekristenan. Sehingga kita seringkali diperhadapkan dengan
pilihan-pilihan yang membingungkan, dan bukanlah suatu hal yang mustahil kalau
kemudian kita memilih dan mengikuti ajaran yang sebenarnya sudah menyimpang
dari kebenaran Alkitab. Belum lagi di Indonesia ini, dimana kekristenan
terus ditekan, dan penganiayaan-penganiayaan seringkali membuat tidak sedikit
anak-anak Tuhan yang kemudian menyangkali imannya. Tentunya dalam masa-masa
sukar seperti ini kita ingin bisa tetap setia sampai mati dengan tetap
berada pada ajaran yang benar.
Oleh
karena itu, setiap anak Tuhan harus selalu berpegang pada Alkitab dalam segala
situasi
agar dapat menghadapi ajaran-ajaran yang menyimpang dan tetap bertahan dalam
penganiayaan-penganiayaan
itu. Tetapi yang mungkin jadi pertanyaan adalah mengapa
kita
harus selalu berpegang pada Alkitab, bukan yang lain?
Dalam
perikop ini paling sedikit kita dapat melihat dua alasannya, yaitu :
1.
Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan oleh Allah (16a)
Penjelasan
Saudara-saudara
yang dikasihi Tuhan, ketika Timotius menerima surat dari Paulus
ini, ia sedang
melayani sebagai gembala atau pemimpin di jemaat Efesus.
Keadaan
masyarakat saat itu
sedang dibingungkan oleh banyaknya ajaran-ajaran sesat yang
bermunculan. Kita
dapat melihat hal ini dalam pasal-pasal sebelumnya, ataupun dalam
surat Paulus kepada
Timotius yang pertama, dimana Paulus memberikan nasihat kepada
Timotius dalam
menghadapi pengajar-pengajar yang sesat. Bahkan saat itu kota Efesus
dikenal sebagai
pusat ilmu sihir (Kis 19:19), dan kemampuan sihir ini ikut menerangkan
keberadaan pengaruh
guru-guru sesat di kalangan orang Kristen.
Oleh
karena itulah Paulus menasihatkan Timotius agar tetap berpegang pada
kebenaran
itu, yaitu pada Kitab Suci itu, pada firman Tuhan itu, pada Alkitab itu.
Saudara,
mari kita lihat kembali ayat 16a “Segala tulisan yang diilhamkan
Allah…”.
Ketika kita membaca kalimat ini, mungkin beberapa dari kita bertanya “tulisan
apa saja yang diilhamkan oleh Allah?, atau bagaimana kita mengetahui kalau
suatu tulisan diilhamkan oleh Allah atau tidak?.
Jika terjemahannya seperti
tadi, yaitu “Segala tulisan yang diilhamkan Allah…”, wajar jika
pertanyaan-pertanyaan tadi timbul dalam pikiran saudara/i sekalian. Tetapi
terjemahan dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari mungkin dapat membantu
kita untuk memperjelas apa yang dimaksud kalimat tadi. Alkitab Bahasa Indonesia
Sehari-hari menterjemahkannya demikian “Semua yang tertulis dalam Alkitab
diilhami oleh Allah”. Jadi bukan sembarang tulisan, tetapi tulisan yang
ada di dalam Alkitab. Hal ini juga diperkuat jika kita menyelidiki bahasa
Yunaninya.
Saudara, hal lain yang menarik dari ayat
16 a ini adalah pada bentuk atributif yang jelas terlihat dalam terjemahan
bahasa Indonesia, yaitu adanya kata “yang”. Tetapi dalam bahasa aslinya kata “theopneustos”
yang berarti dihembuskan Allah, memakai bentuk kata predikatif, bukan
attributif. Jika berbentuk predikatif, maka kalimat itu akan berbunyi “Segala
tulisan diilhamkan Allah”, tidak memakai kata “yang”. Lalu apa perbedaan dua
kalimat tadi? Jika diterjemahkan “Segala tulisan diilhamkan Allah” berarti
semua tulisan yang ada dalam Alkitab ini diilhamkan oleh Allah. Tetapi jika diterjemahkan
“Segala tulisan yang diilhamkan oleh Allah” berarti ada bagian tulisan yang
tidak diilhamkan. Saudara-saudara, jika Alkitab diilhamkan atau diwahyukan atau
diinspirasikan oleh Allah, maka konsekuensi logisnya adalah Alkitab = firman
Allah atau Alkitab adalah firman Allah. Alkitab bukan berisi firman
Allah, Alkitab juga bukanlah menjadi firman Allah, tetapi Alkitab adalah
firman Allah.
Apa perbedaaan ketiga kalimat tadi, Alkitab berisi
firman Allah, Alkitab menjadi firman Allah dan Alkitab adalah firman Allah?
Mengenai kebenaran ini kita dapat melihat adanya berbagai ajaran yang
menyelewengkannya, misalnya: teologia Liberalisme yang memang mengatakan
bahwa ada bagian tertentu dalam Alkitab yang memang bukan firman Tuhan.
Sedangkan teologia Neo-ortodoks mengatakan bahwa Alkitab menjadi firman
Allah, yaitu bahwa suatu bagian Alkitab dapat menjadi firman Allah, tapi dapat
juga tidak. Tergantung apakah ketika mereka membaca bagian itu mereka mendapat
berkat atau tidak, atau mereka merasa Allah berfirman atau tidak. Jadi bagi
mereka, ketika mereka membaca satu bagian Alkitab tertentu hari ini tetapi
tidak merasa diberkati, maka bagian tersebut bukanlah firman Allah. Tetapi
mungkin saja mereka membaca bagian yang sama tersebut keesokan harinya dan merasa
diberkati, maka mereka katakan bahwa bagian itu adalah firman Allah.
Sedangkan teologia Injili atau Ortodoks mengatakan
bahwa Alkitab adalah firman Allah. Hal ini berarti bahwa segala atau semua atau
seluruh bagian, ayat, bahkan kata dalam Alkitab adalah firman Allah. Jadi
Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan oleh Allah sendiri. Tetapi yang
mungkin menjadi pertanyaan bagi kita sekarang adalah: “bagaimana caranya Allah
mengilhamkan Alkitab?”.
Allah tidak menulis Alkitab secara langsung, lalu
menjatuhkannya dari atas langit untuk umat manusia. Tetapi yang dimaksud
pengilhaman disini adalah aktivitas dari Roh Kudus yang menuntun dan memberi
pengaruh supranatural dalam pemikiran para penulis Alkitab dengan tetap
mempertahankan unsur manusiawi mereka, contohnya: latar belakang, gaya
penulisan, kemampuan intelektual dan kepribadian masing-masing. Jadi dapat
dikatakan bahwa Allah adalah pengarang tunggal Alkitab. Oleh karena itu Alkitab
adalah firman Allah yang diilhamkan oleh Allah.
Ilustrasi
Saudara-saudara,
suatu ketika ada seorang anak yang menjaga toko buah-buahan,
sambil membaca Alkitab. Seorang bapak datang berbelanja dan heran melihat anak
ini sedang menunduk membaca sesuatu, lalu bertanya, “Buku apa yang sedang kau
baca?” Dengan malu-malu anak ini menjawab, “Alkitab, firman Tuhan.”
Dengan
lagak menggurui, bapak ini berkata, “Siapa yang mengatakan bahwa
Alkitab itu firman Tuhan?” Dengan sikap yang agak tersipu-sipu ia menjawab,
“Tuhan sendiri yang memberitahukan.” “Tuhan sendiri yang memberitahukan
kepadamu? Tidak mungkin! Bagaimana Ia bisa memberitahu kamu, sedangkan kamu
tidak pernah bertemu dengan Dia dan tidak pernah berbicara dengan Dia.”
Anak ini
menjadi gugup dan tidak tahu bagaimana untuk menjawabnya. Setelah berpikir
sejenak, lalu ia berkata, “Bapak, siapa yang beritahu bapak di langit ada
matahari?” Dengan sombong bapak ini menjawab, “Siapa beritahu? Tidak perlu ada
orang yang memberitahu, karena matahari sendiri yang beritahu. Panasnya dapat
menghangatkan aku dan aku sangat senang cahaya terangnya.”
“Pak,
dengan cara ini pula Tuhan memberitahu bahwa Alkitab itu firmanNya. Dengan
membaca, aku dihangatkan oleh kasihNya. Dengan membaca aku memperoleh
penerangan untuk berjalan di dunia yang gelap ini.”
Mendengar jawaban anak
perempuan ini, si bapak tidak dapat lagi berkata apa-apa. Setelah membayar
buah-buah yang dibelinya, ia langsung meninggalkan tempat itu.
Saudara-saudara,
dari cerita ini kita belajar bahwa sebenarnya tidak ada satu alasan yang
menunjukkan bahwa Alkitab bukanlah firman Allah.
Aplikasi
Bagaimana
dengan saudara? Apakah dalam cerita tadi saudara mengambil peran sebagai sang
bapak atau si anak? Apakah saudara percaya bahwa Alkitab yang sebagian besar
saudara pegang saat ini adalah firman Allah yang diilhamkan oleh Allah sendiri?
Saat ini
ada banyak ajaran-ajaran yang menyimpang yang merebak di sekitar kita.
Ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, yang mengajarkan
bahwa Alkitab berisi firman Allah, menjadi firman Allah, atau bahkan sama
sekali bukan firman Allah. Alkitab hanyalah kumpulan dongeng dan mitos yang
mengandung pesan-pesan moral. Mari saudara kita teguhkan pemahaman kita,
percayailah bahwa Alkitab adalah firman Allah yang diilhami oleh Allah, agar
kita dapat menghadapi semua ajaran sesat itu.
2.
Alkitab adalah firman Allah yang bermanfaat (16b)
Menurut kebiasaan Yahudi
anak-anak kecil sudah sejak umur 5 tahun diajar dalam pengetahuan Alkitab,
yaitu kitab Perjanjian Lama. Begitu pula dengan Timotius, sekalipun ia bukanlah
orang Yahudi asli. Ibunya adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya adalah seorang
Yunani (Kis 16:1). Timotius telah belajar Kitab Suci sejak kecil dari neneknya
dan ibunya, yaitu Lois dan Eunike (I Tim 1:5) dan setelah agak besar ia belajar
dari Paulus, bapak rohaninya. Itulah guru-guru Timotius. Mereka semuanya adalah
orang-orang yang sangat ia cintai dan junjung tinggi.
Saudara-saudara,
ketika Paulus menulis surat ini, ia berada di kota Roma. Saat itu yang menjadi
penguasa di Roma adalah kaisar Nero, yang terkenal sangat kejam dalam
menganiaya orang-orang Kristen. Paulus adalah salah satu korbannya. Ia ditahan
dalam penjara yang sangat kecil, gelap dan dingin. Hanya ada satu lubang kecil
tempat masuknya cahaya. Ia dibelenggu dan diperlakukan sebagai seorang penjahat
kelas berat. Ia sendirian dan merasa kesepian. Bahkan ia menduga bahwa hidupnya
tidak akan lama lagi (4:6). Tetapi apakah Paulus menyangkal imannya karena
situasi yang sulit itu? Tidak, ia tetap setia kepada Kristus. Ia telah mengakhiri
pertandingan dengan baik, ia telah mencapai garis akhir dan tetap
memelihara iman (4:7).
Memang
saat itu di Efesus belum banyak terjadi penganiayaan terhadap orang-orang
Kristen seperti halnya di Roma. Tetapi Paulus percaya bahwa setiap orang yang
mau hidup beribadah dalam Kristus akan menderita aniaya (12). Oleh karena itu
Paulus menasihatkan Timotius agar tetap berpegang pada kebenaran itu, yaitu
pada Kitab Suci yang adalah firman Tuhan itu, seperti yang Paulus juga lakukan
sampai akhir hidupnya.
Tetapi
yang jadi pertanyaan sekali lagi adalah mengapa Alkitab, bukan yang lain?
Jawabannya adalah karena Alkitab itu firman Allah dan karena Alkitab itu
bermanfaat. Kata “bermanfaat” dalam bahasa aslinya berarti “menguntungkan”.
Kata ini menekankan pentingnya Alkitab itu. Jika kita tidak berpegang pada
Alkitab kita bukan hanya tidak mendapat manfaatnya, tetapi kita juga rugi.
Saudara-saudara,
Allah mengilhamkan firman-Nya supaya firman itu bermanfaat untuk manusia.
Manfaat itu diterangkan disini dalam dua segi, yaitu segi ajaran dan segi
kelakuan.
Segi ajaran itu nampak dalam kata-kata :
- Untuk mengajar, maksudnya adalah Alkitab mengajarkan kebenaran, hal-hal tentang keselamatan.
- Untuk menyatakan kesalahan, yaitu menyatakan dosa, menyatakan apa yang tidak benar, menyatakan kesalahan ajaran-ajaran sesat.
- Untuk memperbaiki kelakuan. Kata “memperbaiki” dalam bahasa aslinya menunjuk kepada perbaikan menuju ke posisi yang tegak lurus atau ke keadaan yang benar.
- Untuk mendidik orang dalam kebenaran, yaitu agar orang berjalan di atas jalan yang benar sesuai dengan kehendak Allah.
Yaitu agar tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Ilustrasi
Pada suatu hari seorang
pelancong di Cina bertanya kepada seorang penduduk setempat apakah dia pernah
membaca Alkitab. “Tidak.” jawab orang itu, “Tetapi saya pernah melihatnya. Saya
melihat seorang pria yang memiliki perangai yang sangat buruk. Dia menjadi
teroris bagi tetangganya. Ucapannya kasar. Dia pun seorang yang mengisap candu.
Kriminal. Dia adalah binatang buas bagi sesamanya. Tetapi ajaran Yesus
membuatnya menjadi pria yang lembut dan baik hati dan dia juga tidak mengisap
candu lagi. Saya memang belum pernah membaca Alkitab, tetapi saya telah
melihatnya. Dan Alkitab itu baik.”
Saudara-saudara,
orang yang mengatakan hal ini bukanlah orang yang sudah percaya kepada Tuhan
Yesus. Tetapi dia telah melihat manfaat dari Alkitab. Dari kesaksian ini kita
dapat melihat bahwa sungguh Alkitab adalah firman Allah yang bermanfaat.
Aplikasi
Alkitab cukup untuk
memenuhi tiap-tiap keperluan manusia. Alkitab merupakan perlengkapan Allah
untuk perjalanan hidup kita. Di dalam Alkitab, Tuhan Allah telah menaruh segala
sesuatu yang perlu bagi kita, sehingga Alkitab tidak perlu ditambahi atau
dikurangi.
Sebagian
besar dari kita sudah percaya dan diselamatkan. Sebagian besar dari kita
memiliki Alkitab. Sebagian sudah sering membaca Alkitab baik secara
bersama-sama maupun secara perorangan. Tetapi apakah kita sudah benar-benar
melihat, menyadari, merasakan dan mengalami manfaat-manfaat dari Alkitab
itu?
PENUTUP
Saudara-saudara, Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan oleh Allah sendiri
dan yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Oleh sebab itulah Allah menghendaki
kita selalu berpegang teguh pada Alkitab dalam segala situasi agar kita dapat
menghadapi ajaran-ajaran yang menyimpang dan tetap bertahan dalam
penganiayaan-penganiayaan. Amin.