Jumat, 07 Oktober 2011

Berpegang Pada Firman Allah

Pendahuluan
Saudara-saudara, hari ini kita bisa melihat ada begitu banyak ajaran-ajaran yang berlainan dan beranekaragam dalam kekristenan. Sehingga kita seringkali diperhadapkan dengan pilihan-pilihan yang membingungkan, dan bukanlah suatu hal yang mustahil kalau kemudian kita memilih dan mengikuti ajaran yang sebenarnya sudah menyimpang dari kebenaran Alkitab.  Belum lagi di Indonesia ini, dimana kekristenan terus ditekan, dan penganiayaan-penganiayaan seringkali membuat tidak sedikit anak-anak Tuhan yang kemudian menyangkali imannya. Tentunya dalam masa-masa sukar seperti ini kita  ingin bisa tetap setia sampai mati dengan tetap berada pada ajaran yang benar. 

Oleh karena itu, setiap anak Tuhan harus selalu berpegang pada Alkitab dalam segala
situasi agar dapat menghadapi ajaran-ajaran yang menyimpang dan tetap bertahan dalam
penganiayaan-penganiayaan itu. Tetapi yang mungkin jadi pertanyaan adalah mengapa
kita harus selalu berpegang pada Alkitab, bukan yang lain?
Dalam perikop ini paling sedikit kita dapat melihat dua alasannya, yaitu :

1. Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan oleh Allah (16a)

Penjelasan 
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, ketika Timotius menerima surat dari Paulus
      ini, ia sedang melayani sebagai gembala atau pemimpin di jemaat Efesus. Keadaan   
      masyarakat saat itu sedang dibingungkan oleh banyaknya ajaran-ajaran sesat yang
      bermunculan. Kita dapat melihat hal ini dalam pasal-pasal sebelumnya, ataupun dalam
      surat Paulus kepada Timotius yang pertama, dimana Paulus memberikan nasihat kepada
      Timotius dalam menghadapi pengajar-pengajar yang sesat. Bahkan saat itu kota Efesus
      dikenal sebagai pusat ilmu sihir (Kis 19:19), dan kemampuan sihir ini ikut menerangkan
      keberadaan pengaruh guru-guru sesat di kalangan orang Kristen.

Oleh karena itulah Paulus menasihatkan Timotius agar tetap berpegang pada
kebenaran itu, yaitu pada Kitab Suci itu, pada firman Tuhan itu, pada Alkitab itu.
Saudara, mari kita lihat kembali ayat 16a “Segala tulisan yang diilhamkan
Allah…”. Ketika kita membaca kalimat ini, mungkin beberapa dari kita bertanya “tulisan apa saja yang diilhamkan oleh Allah?, atau bagaimana kita mengetahui kalau suatu tulisan diilhamkan oleh Allah atau tidak?.

Jika terjemahannya seperti tadi, yaitu “Segala tulisan yang diilhamkan Allah…”, wajar jika pertanyaan-pertanyaan tadi timbul dalam pikiran saudara/i sekalian. Tetapi terjemahan dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari mungkin dapat membantu kita untuk memperjelas apa yang dimaksud kalimat tadi. Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari menterjemahkannya demikian Semua yang tertulis dalam Alkitab diilhami oleh Allah”. Jadi bukan sembarang tulisan, tetapi tulisan yang ada di dalam Alkitab. Hal ini juga diperkuat jika kita menyelidiki bahasa Yunaninya. 

Saudara, hal lain yang menarik dari ayat 16 a ini adalah pada bentuk atributif yang jelas terlihat dalam terjemahan bahasa Indonesia, yaitu adanya kata “yang”. Tetapi dalam bahasa aslinya kata “theopneustos” yang berarti dihembuskan Allah, memakai bentuk kata predikatif, bukan attributif. Jika berbentuk predikatif, maka kalimat itu akan berbunyi “Segala tulisan diilhamkan Allah”, tidak memakai kata “yang”. Lalu apa perbedaan dua kalimat tadi? Jika diterjemahkan “Segala tulisan diilhamkan Allah” berarti semua tulisan yang ada dalam Alkitab ini diilhamkan oleh Allah. Tetapi jika diterjemahkan “Segala tulisan yang diilhamkan oleh Allah” berarti ada bagian tulisan yang tidak diilhamkan. Saudara-saudara, jika Alkitab diilhamkan atau diwahyukan atau diinspirasikan oleh Allah, maka konsekuensi logisnya adalah Alkitab = firman Allah atau Alkitab adalah firman Allah. Alkitab bukan berisi firman Allah, Alkitab juga bukanlah menjadi firman Allah, tetapi Alkitab adalah firman Allah

Apa perbedaaan ketiga kalimat tadi, Alkitab berisi firman Allah, Alkitab menjadi firman Allah dan Alkitab adalah firman Allah? Mengenai kebenaran ini kita dapat melihat adanya berbagai ajaran yang menyelewengkannya, misalnya: teologia Liberalisme yang memang mengatakan bahwa ada bagian tertentu dalam Alkitab yang memang bukan firman Tuhan. Sedangkan teologia Neo-ortodoks mengatakan bahwa Alkitab menjadi firman Allah, yaitu bahwa suatu bagian Alkitab dapat menjadi firman Allah, tapi dapat juga tidak. Tergantung apakah ketika mereka membaca bagian itu mereka mendapat berkat atau tidak, atau mereka merasa Allah berfirman atau tidak. Jadi bagi mereka, ketika mereka membaca satu bagian Alkitab tertentu hari ini tetapi tidak merasa diberkati, maka bagian tersebut bukanlah firman Allah. Tetapi mungkin saja mereka membaca bagian yang sama tersebut keesokan harinya dan merasa diberkati, maka mereka katakan bahwa bagian itu adalah firman Allah. 

Sedangkan teologia Injili atau Ortodoks mengatakan bahwa Alkitab adalah firman Allah. Hal ini berarti bahwa segala atau semua atau seluruh bagian, ayat, bahkan kata dalam Alkitab adalah firman Allah. Jadi Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan oleh Allah sendiri. Tetapi yang mungkin menjadi pertanyaan bagi kita sekarang adalah: “bagaimana caranya Allah mengilhamkan Alkitab?”.
Allah tidak menulis Alkitab secara langsung, lalu menjatuhkannya dari atas langit untuk umat manusia. Tetapi yang dimaksud pengilhaman disini adalah aktivitas dari Roh Kudus yang menuntun dan memberi pengaruh supranatural dalam pemikiran para penulis Alkitab dengan tetap mempertahankan unsur manusiawi mereka, contohnya: latar belakang, gaya penulisan, kemampuan intelektual dan kepribadian masing-masing. Jadi dapat dikatakan bahwa Allah adalah pengarang tunggal Alkitab. Oleh karena itu Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan oleh Allah.

     Ilustrasi 

Saudara-saudara, suatu ketika ada seorang anak yang menjaga toko buah-buahan, sambil membaca Alkitab. Seorang bapak datang berbelanja dan heran melihat anak ini sedang menunduk membaca sesuatu, lalu bertanya, “Buku apa yang sedang kau baca?” Dengan malu-malu anak ini menjawab, “Alkitab, firman Tuhan.”
Dengan lagak menggurui, bapak ini berkata, “Siapa yang mengatakan bahwa Alkitab itu firman Tuhan?” Dengan sikap yang agak tersipu-sipu ia menjawab, “Tuhan sendiri yang memberitahukan.” “Tuhan sendiri yang memberitahukan kepadamu? Tidak mungkin! Bagaimana Ia bisa memberitahu kamu, sedangkan kamu tidak pernah bertemu dengan Dia dan tidak pernah berbicara dengan Dia.”
Anak ini menjadi gugup dan tidak tahu bagaimana untuk menjawabnya. Setelah berpikir sejenak, lalu ia berkata, “Bapak, siapa yang beritahu bapak di langit ada matahari?” Dengan sombong bapak ini menjawab, “Siapa beritahu? Tidak perlu ada orang yang memberitahu, karena matahari sendiri yang beritahu. Panasnya dapat menghangatkan aku dan aku sangat senang cahaya terangnya.”
“Pak, dengan cara ini pula Tuhan memberitahu bahwa Alkitab itu firmanNya. Dengan membaca, aku dihangatkan oleh kasihNya. Dengan membaca aku memperoleh penerangan untuk berjalan di dunia yang gelap ini.”          Mendengar jawaban anak perempuan ini, si bapak tidak dapat lagi berkata apa-apa. Setelah membayar buah-buah yang dibelinya, ia langsung meninggalkan tempat itu.
Saudara-saudara, dari cerita ini kita belajar bahwa sebenarnya tidak ada satu alasan yang menunjukkan bahwa Alkitab bukanlah firman Allah.

      Aplikasi


Bagaimana dengan saudara? Apakah dalam cerita tadi saudara mengambil peran sebagai sang bapak atau si anak? Apakah saudara percaya bahwa Alkitab yang sebagian besar saudara pegang saat ini adalah firman Allah yang diilhamkan oleh Allah sendiri?

Saat ini ada banyak ajaran-ajaran yang menyimpang yang merebak di sekitar kita. Ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, yang mengajarkan bahwa Alkitab berisi firman Allah, menjadi firman Allah, atau bahkan sama sekali bukan firman Allah. Alkitab hanyalah kumpulan dongeng dan mitos yang mengandung pesan-pesan moral. Mari saudara kita teguhkan pemahaman kita, percayailah bahwa Alkitab adalah firman Allah yang diilhami oleh Allah, agar kita dapat menghadapi semua ajaran sesat itu.

2. Alkitab adalah firman Allah yang bermanfaat (16b)

      Menurut kebiasaan Yahudi anak-anak kecil sudah sejak umur 5 tahun diajar dalam pengetahuan Alkitab, yaitu kitab Perjanjian Lama. Begitu pula dengan Timotius, sekalipun ia bukanlah orang Yahudi asli. Ibunya adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya adalah seorang Yunani (Kis 16:1). Timotius telah belajar Kitab Suci sejak kecil dari neneknya dan ibunya, yaitu Lois dan Eunike (I Tim 1:5) dan setelah agak besar ia belajar dari Paulus, bapak rohaninya. Itulah guru-guru Timotius. Mereka semuanya adalah orang-orang yang sangat ia cintai dan junjung tinggi.

Saudara-saudara, ketika Paulus menulis surat ini, ia berada di kota Roma. Saat itu yang menjadi penguasa di Roma adalah kaisar Nero, yang terkenal sangat kejam dalam menganiaya orang-orang Kristen. Paulus adalah salah satu korbannya. Ia ditahan dalam penjara yang sangat kecil, gelap dan dingin. Hanya ada satu lubang kecil tempat masuknya cahaya. Ia dibelenggu dan diperlakukan sebagai seorang penjahat kelas berat. Ia sendirian dan merasa kesepian. Bahkan ia menduga bahwa hidupnya tidak akan lama lagi (4:6). Tetapi apakah Paulus menyangkal imannya karena situasi yang sulit itu? Tidak, ia tetap setia kepada Kristus. Ia telah mengakhiri pertandingan dengan baik, ia telah mencapai garis akhir dan tetap memelihara  iman (4:7).
Memang saat itu di Efesus belum banyak terjadi penganiayaan terhadap orang-orang Kristen seperti halnya di Roma. Tetapi Paulus percaya bahwa setiap orang yang mau hidup beribadah dalam Kristus akan menderita aniaya (12). Oleh karena itu Paulus menasihatkan Timotius agar tetap berpegang pada kebenaran itu, yaitu pada Kitab Suci yang adalah firman Tuhan itu, seperti yang Paulus juga lakukan sampai akhir hidupnya.

Tetapi yang jadi pertanyaan sekali lagi adalah mengapa Alkitab, bukan yang lain?  Jawabannya adalah karena Alkitab itu firman Allah dan karena Alkitab itu bermanfaat. Kata “bermanfaat” dalam bahasa aslinya berarti “menguntungkan”. Kata ini menekankan pentingnya Alkitab itu. Jika kita tidak berpegang pada Alkitab kita bukan hanya tidak mendapat manfaatnya, tetapi kita juga rugi.
Saudara-saudara, Allah mengilhamkan firman-Nya supaya firman itu bermanfaat untuk manusia. Manfaat itu diterangkan disini dalam dua segi, yaitu segi ajaran dan segi kelakuan. 

Segi ajaran itu nampak dalam kata-kata :
  •  Untuk mengajar, maksudnya adalah Alkitab mengajarkan kebenaran, hal-hal tentang keselamatan. 
  •  Untuk menyatakan kesalahan, yaitu menyatakan dosa, menyatakan apa yang tidak benar, menyatakan kesalahan ajaran-ajaran sesat. 
Sedangkan segi kelakuan adalah :


  • Untuk memperbaiki kelakuan. Kata “memperbaiki” dalam bahasa aslinya menunjuk kepada perbaikan menuju ke posisi yang tegak lurus atau ke keadaan yang benar. 
  • Untuk mendidik orang dalam kebenaran, yaitu agar orang berjalan di atas jalan yang benar sesuai dengan kehendak Allah.
Lalu untuk apakah semua manfaat-manfaat itu? Jawabannya ada di ayat 17. 
Yaitu agar tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. 
 
     Ilustrasi  
Pada suatu hari seorang pelancong di Cina bertanya kepada seorang penduduk setempat apakah dia pernah membaca Alkitab. “Tidak.” jawab orang itu, “Tetapi saya pernah melihatnya. Saya melihat seorang pria yang memiliki perangai yang sangat buruk. Dia menjadi teroris bagi tetangganya. Ucapannya kasar. Dia pun seorang yang mengisap candu. Kriminal. Dia adalah binatang buas bagi sesamanya. Tetapi ajaran Yesus membuatnya menjadi pria yang lembut dan baik hati dan dia juga tidak mengisap candu lagi. Saya memang belum pernah membaca Alkitab, tetapi saya telah melihatnya. Dan Alkitab itu baik.”
Saudara-saudara, orang yang mengatakan hal ini bukanlah orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Tetapi dia telah melihat manfaat dari Alkitab. Dari kesaksian ini kita dapat melihat  bahwa sungguh Alkitab adalah firman Allah yang bermanfaat.

     Aplikasi

 Alkitab cukup untuk memenuhi tiap-tiap keperluan manusia. Alkitab merupakan perlengkapan Allah untuk perjalanan hidup kita. Di dalam Alkitab, Tuhan Allah telah menaruh segala sesuatu yang perlu bagi kita, sehingga Alkitab tidak perlu ditambahi atau dikurangi.
Sebagian besar dari kita sudah percaya dan diselamatkan. Sebagian besar dari kita memiliki Alkitab. Sebagian sudah sering membaca Alkitab baik secara bersama-sama maupun secara perorangan. Tetapi apakah kita sudah benar-benar melihat, menyadari, merasakan dan mengalami manfaat-manfaat dari Alkitab itu?           

      PENUTUP

      Saudara-saudara, Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan oleh Allah sendiri dan yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Oleh sebab itulah Allah menghendaki kita selalu berpegang teguh pada Alkitab dalam segala situasi agar kita dapat menghadapi  ajaran-ajaran yang menyimpang dan tetap bertahan dalam penganiayaan-penganiayaan. Amin.
 
Sumber : http://sumberkristen.com/Mimbar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More